histamin

Oxamniquine adalah obat schistosomiasis. Apa itu schistosomiasis? Schistosomiasis (juga dikenal sebagai bilharziasis, demam siput, dan demam katayama) adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit jenis Schistosoma. Di Indonesia sering disebut cacing schisto, termasuk endemic dan hanya bisa ditemukan didataran tinggi Lindu dan Napu, Sulawesi Tengah.
 Ada 5 spesies sistosoma atau cacing penyebab sistomiasis ini, yaitu sistosoma mansoni, sistosoma hematobium, sistosoma japonicum, sistosoma mekongi, dan sistosoma intercalatum. Di Indonesia, spesies sistosoma yang ditemukan adalah sistosoma japonicum.

gejala Di atas segalanya, schistosomiasis adalah penyakit kronis. Banyak infeksi subclinically gejala, dengan anemia ringan dan kekurangan gizi yang umum di daerah endemik. Schistosomiasis akut (demam Katayama itu) dapat terjadi minggu setelah infeksi awal, khususnya oleh S. mansoni dan S. japonicum. Manifestasi meliputi :
• Sakit perut
• Batuk
• Diare
• Eosinofilia – granulocyte eosinofil yang sangat tinggi (sel darah putih) menghitung.
• Demam
• Kelelahan
• Hepatosplenomegali – pembesaran baik hati dan limpa.
• Luka kelamin – lesi yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV. Lesi disebabkan oleh Schistosomiasis dapat terus menjadi masalah setelah pengendalian infeksi Schistosomiasis itu sendiri. Pengobatan dini, khususnya anak-anak, yang relatif murah, mencegah pembentukan luka.
• Kulit gejala : Pada awal infeksi, gatal ringan dan dermatitis papular kaki dan bagian lainnya setelah berenang di sungai tercemar mengandung serkaria.
Satu hal lain yang perlu diketahui adalah gejala sistosomiasis setiap spesiesnya berbeda-beda.
Penyebab
Penyebabnya sudah jelas. Dan juga sudah dipaparkan di atas. Penyebabnya adalah cacing trematoda sistosoma. Di daerah Indonesia sendiri, penyebab utama sistosomiasis adalah spesies S.japonicum.
Terapi yang tepat untuk sistosomiasis
Salah satu terapi yang cocok untuk sistosomiasis adalah praziquantel. Obat ini mampu mengobati sistosomiasis akibat spesies S.hematobium, S.mansoni, dan S.japonicum.
Obat lainnya yang juga cukup sering digunakan adalah Oxamniquine, Artemisin, dan Metrifonate. Namun obat-obat ini jarang dipakai untuk sistosomiasis akibat spesies S.japonicum.
Terapi pembedahan juga kadang bisa dijadikan pilihan untuk mengeluarkan polip atau sumbatan saluran kemih.
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi dari penyakit ini antara lain :
• Splenomegali (pembesaran limpa)
• Malnutrisi (gizi buruk)
• Varises esofagii (pembesaran pembuluh vena di esofagus)
• Hipertensi portal (peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg)
• Hipertensi pulmonal
• Gangguan fungsi hati
• Gangguan usus besar
• Gagal ginjal kronik
• Kanker buli-buli, mielitis tranversa, epilepsi atau neuritis optika akibat dari penimbunan telur-telur sistoma.
Pencegahan
Untuk mencegah penyakit ini tidaklah sulit. Hanya butuh niat untuk melakukannya saja. Misalnya, tidak berenang di air tawar dimana sering terjadi sistosomiasis.
Lalu usaha lain adalah meminum air yang bersih yang terbebas dari parasit. Biasakan minum air yang sudah dimasak dengan baik.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran ada baiknya untuk mewaspadai diri dari keong-keong yang kemungkinan merupakan perantara penyakit ini. Bahkan lebih baik jika keong-keong air dimana sering terjadi sistosomiasis segera diberantas.

 Mekanisme kerjanya sama dengan praziquantel yaitu dengan cara menyebabkan kerusakan pada tegumental cacing dan menyebabkan kontraksi serta paralisis otot cerstode yang diakhiri dengan kematian pada cacing. Oxamniquine diduga melibatkan enzim sulphotransferase yang ada pada sel parasit. Setelah oxamniquine terikat pada reseptor maka gugus hidroksil dirubah menjadi ester sulfat. Struktur akhir yang terbentuk adalah zat alkilasi yang dapat mencegah replikasi DNA parasit
site aktifnya :
 
pertanyaan
1. Bagaimana mekanisme masuk nya cacing ke dalam tubuh manusia ?
2.apakah penggunaan oxamniquine dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan ?
3. obat apakah yang baik digunakan untuk anak-anak?dan harus berapa kali mengkonsumsi obat tersebut?
4. Bagaimanakah aturan penggunaan obat oxamniquine untuk anak-anak dan dewasa dan apakah penggunaan obat ini diperbolehkan untuk ibu hamil dan menyusui dan bagaimana dosisnya 
5. Apakah obat oxamniquine aman digunaan bersama obat-obatan lain? Bagaimana interaksi antara obat ini dengan obat lainnya?
6. jelaskan ga kenapa struktur akhir yang terbentuk berupa zat alkilasi dapat mencegah replikasi DNA parasit?
7.  Bagaimana cara memperoleh senyawa oxamniquine tersebut ?
8. Apakah ada laporan resistensi obat oxamniquine terhadap cacing yang telah disebutkan diatas ?
9. apa yang mempengaruhi tubuh terhadap parasit trsebut sehingga terjadinya kelelahan?
10. apa interaksi obat ini jika diberikan bersaamaan denga obat yang bersifat keras ??
11. Apakah obat ini bekerja selektif ? Atau bisa juga untuk parasit jenis lain?

Komentar

  1. Assalamualaikum ana,
    saya ingin menjawab pertanyaan no 11.
    dari beberapa referensi yang saya baca obat oxamniquie bekerja selektif khusus untuk melawan Schistosoma mansoni , namun tidak melawan Schistosoma spp lainnya. Oxamniquine adalah agen dosis tunggal yang potensial untuk pengobatan infeksi S. mansoni pada manusia, dan ini menyebabkan cacing bergeser dari pembuluh darah ke hati, di mana cacing jantan dipertahankan; cacing betina kembali ke mesenterium, tapi tidak bisa lagi melepaskan telur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi menurut artikel yang saya baca kerjanya oxa selektif melawan schistosoma mansoni dimana oxa lebih efektif membunuh cacing jantan sehingga cacing betida tidak dapat bereproduksi dan tidak melepaskan telur

      Hapus
  2. jawaban no. 8 pernah pada tahun 1997 dalam Rev. Inst. Med. trop. S. Paulo vol. 39 no. 2 Coelho melaporkan bahwa S. mansoni resisten terhadap oxamniquine

    BalasHapus
    Balasan
    1. namun untuk daerah afrika dan brazil, oxamniquine masih ampuh digunakan untuk pengobatan S. mansoni day hehhe

      Hapus
  3. jawaban no 6 karena zat alkilasi dapat merubah struktur kimia dari dna parasit schistosoma s

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum
    Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 2, yaitu :
    Penggunaan oxamniquine dalam jangka panjang tidak menyebabkan ketergantungan. Sebagian besar obat tidak membawa potensi ketagihan atau penyalahgunaan.
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan jawaban dari kak ines, dimana oxa tidak termasuk kedalam obat- obat yang termasuk kedalam obat yg meyebabkan efek ketergantungan oleh pemerintah.

      Hapus
  5. Jawaban nomor 1 adalah :
    Mula-mula schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing.
    Selanjutnya cacing ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati. Di dalam hati manusia yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat bertelur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. berdasarkan pertanyaan no.1 tentang mekanisme masuk nya cacing ke dalam tubuh manusia terutama Untuk cacing S.japonicum adalah dari hospes perantaranya adalah keong air jenis Oncomelania hupensis lindoensis lalu
      * Miracidium kemudian menembus masuk ke dalam tubuh keong air dan berkembang menjadi sporokista I.kemudian sporokista II, dan terakhir dibentuk cercaria.
      * Cercaria kemudian meninggalkan keong air, berenang dan mencari hospes definitifnya yaitu manusia dan binatang.
      * Bila tidak dapat menemukan hospesnya, maka dalam waktu 48 - 72 jam, cercaria akan mati.
      * Infeksi pada manusia dan binatang terjadi dengan cara cercaria menembus kulit. Dalam tubuh hospes definitif cercaria berubah menjadi schistosomulum, masuk ke dalam pembuluh darah atau saluran limfe, lalu pergi ke jantung ka-nan, paru, jantung kiri dan selanjutnya melalui peredaran darah besar ke vena usus dan menjadi dewasa di dalam venaporta.
      * Cacing Schistosoma Japonicum hidupnya terutama di dalam vena porta dan vena mesenterica superior.

      Hapus
  6. Hay ana
    Saya akan mencoba menjawab pertnyaan no 3 dosis Oxamniquine, 15 mg / kg untuk orang dewasa, dan 20 mg / kg untuk anak-anak sampai untuk 15 tahun.

    BalasHapus
  7. Hay ana
    Saya akan mencoba menjawab pertnyaan no 3 dosis Oxamniquine, 15 mg / kg untuk orang dewasa, dan 20 mg / kg untuk anak-anak sampai untuk 15 tahun.

    BalasHapus
  8. Dari yg sy dpt, Salah satu interaksinya dgn obat lain, jika dikombinasikan dgn chloroquine dpt mnurunkan konsentrasi oxamniquine

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan begitu interaksinya yaitu antagonis

      Hapus
  9. Hay ana,saya akan coba menjawab nmbr 3. 15 gr/kg BB untk dewasa
    20 gr/kg BB untk anak

    BalasHapus
  10. Hai ana saya akan mencoba menjawab pertanyaan no.1
    Awalnya schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing.
    Selanjutnya cacing ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati. Di dalam hati manusia yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat bertelur.

    BalasHapus
  11. pertanyaan no 6.
    Pembagian rantai alkil meningkatkan aktivitas. Penjelasannya adalah bahwa percabangan meningkatkan interaksi van der Waals ke daerah hidrofobik. Sebagai alternatif, meningkatkan lipophilicity obat, sehingga memudahkan perjalanan melalui membran sel.

    BalasHapus
  12. untuk jawaban nmr 7 yaitu menurut saya dengan menggunakan reaksi hidrogen
    Reaksi hidrogenasi ini adalah reaksi eksothermik, artinya reaksi ini akan menghasilkan panas.

    Untuk melakukan hidrogenasi ini diperlukan adanya katalis. Katalis dapat berupa palladium dalam bentuk campuran paladium-karbon (Pd-C), platinum dalam bentuk platina oksida (PtO2), dan nikel dalam bentuk campuran radium-nikel (Ra-Ni). Tanpa adanya katalis reaksi hidrogenasi akan sangat sulit terjadi.

    BalasHapus
  13. hai ana, saya akan mencoba menjawab pertanyaan no.5
    Dari satu penelitian tentang oxamniquine dalam membunuh Schistosoma mansoni oxamniquine akan bekerja sinergis dengan penggunaan bersamaan dengan praziquantel. sehingga oxamniquine aman digunakan bersamaan dengan praziquantel. :)

    BalasHapus
  14. 2. penggunaan oxamniquine tidak dpat menyebabkan ketergantungan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oxamniquine tidak menyebabkan ketergantungan karena obat tersebut tidak mempengaruhi sistem saraf pusat, hanya berpengaruh pada parasitnya yaitu Schistosoma mansoni.

      Hapus
    2. iya benar ca, obat ini hanya bekerja spesifik terhadap cacing, jadi tidak ada kaitannya dengan ssp.

      Hapus
  15. No. 11, sepengetahuan saya oxamniquine hanya aktif terhadap Schistosoma mansoni, namun tidak melawan Schistosoma spp lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya saya stuju dengan pendapat nadya, oxamniquine hanya aktif pada schostosoma mansoni, dimana oxa lebih efektif membunuh cacing jantan sehingga cacing betina tidak dapat bereproduksi dan tidak melepaskan telur

      Hapus
  16. 1.Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia.
    Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak.

    BalasHapus
  17. pertanyaan no 3
    15 gr/kg BB untk dewasa dan
    20 gr/kg BB untk anak sampai 15 tahun

    BalasHapus
  18. saya akan menjawab no 2
    Penggunaan oxamniquine dalam jangka panjang tidak menyebabkan ketergantungan.

    BalasHapus
  19. Menurut saya , untuk melakukan hidrogenasi ini diperlukan adanya katalis. Katalis dapat berupa palladium dalam bentuk campuran paladium-karbon (Pd-C), platinum dalam bentuk platina oksida (PtO2), dan nikel dalam bentuk campuran radium-nikel (Ra-Ni). Tanpa adanya katalis reaksi hidrogenasi akan sangat sulit terjadi.

    BalasHapus
  20. saya akan menjawab pertanyaan no 3. Menurut artikel yang saya baca, antihistamin pilihan pertama buat ibu hamil adalah loratadin. Namun, menurut FDA, antihistamin pilihan pertama adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek. Tidak boleh sampai berhari-hari. Bagaimanapun, bayi adalah makhluk hidup yang bisa merasakan efek samping kantuk dari CTM atau difenhidramin.

    BalasHapus
  21. Saya akan mencoba menjawab soal no. 11
    menurut artikel yang saya baca kerjanya oxa selektif melawan schistosoma mansoni dimana oxa lebih efektif membunuh cacing jantan sehingga cacing betida tidak dapat bereproduksi dan tidak melepaskan telur

    BalasHapus
  22. Pada mata kuliah parasitologi kita yelah mempelajari mekanisme masuknya cacing ke tubuh manusia, di sini saya mengambil beberapa jenis cacing. Menurut Mahfuddin (1994) Pencemaran tanah dengan tinja manusia merupakan penyebab transmisi telur A.lumbricoides dan T.trichiura dari tanah kepada manusia melalui tangan dan kuku yang tercemar telur cacing, lalu masuk kemulut melalui makanan. Agustina (2000) mengatakan bahwa ada hubungan yang erat antara tanah dan kuku yang tercemar telur A.lumbricoides dan kejadian askariasis pada anak balita di Kecamatan Paseh Jawa Barat.Universitas Sumatera Utara. Transmisi telur cacing, selain melalui tangan, ini dapat juga melalui makanan dan minuman, terutama makanan jajanan yang tidak dikemas dan tidak tertutup rapat. Telur cacing yang ada di tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut, jika diterbangkan oleh angin, atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanah/selokan/air limbah sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebut.Transmisi melalui sayuran yang dimakan mentah (tidak dimasak) dan proses membersihkannya tidak sempurna juga dapat terjadi, terlebih jika sayuran tersebut diberi pupuk dengan tinja segar. Di beberapa negara penggunaan tinja sebagai pupuk harus diolah dahulu dengan bahan kimia tertentu berupa desinfestasi.

    BalasHapus
  23. dosis Oxamniquine, 15 mg / kg untuk orang dewasa, dan 20 mg / kg untuk anak-anak sampai untuk 15 tahun.

    BalasHapus
  24. dosis Oxamniquine, 15 mg / kg untuk orang dewasa, dan 20 mg / kg untuk anak-anak sampai untuk 15 tahun.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer